SUMENEP, koranmadura.com – Harga kedelai yang terus melambung membuat perajin tahu tempe di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengeluh.
Jika harga kedelai tetap naik dan pemerintah tidak bisa turun tangan mengendalikannya, maka perajin tahu berencana manaikkan harga tahu untuk mengimbangi kenaikan harga.
Baca: Harga Kedelai Terus Melambung, Perajin Tahu Tempe di Sumenep Mengeluh
Hal itu seperti disampaikan salah seorang perajin tahu tempe di Kecamatan Saronggi, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Fauzan.
Menurut dia jika harga kedelai terus naik, ke depan mau tidak mau, sebagai produsen tahu dirinya harus menaikkan harga tahu, dari yang saat ini Rp 500 menjadi minimal Rp 750.
“Tapi kalau mau menaikkan harga tahu, kita harus tanya dulu ke penjual. Kalau mereka mau, dan bisa menjualnya, kita naikkan. Kalau enggak, ya, bisa gulung tikar,” kata dia.
Menurut dia, sejak beberapa waktu lalu harga kedelai terus naik. Mulai dari Rp8 ribu kini menjadi Rp 11 ribu. “Naiknya tidak tentu. Sehari terkadang naik Rp 500. Sehari lagi naiknya Rp 200,” ujar dia.
Selebihnya Fauzan menyampaikan, sejak pandemi Covid-19 produksi tahu sudah menurun 50 persen. Awalnya, sebelum pandemi, setiap hari produksi mencapai 2 ton kedelai. Saat ini turun menjadi hanya sekitar 8 kwintal sampai 1 ton per hari. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)