SAMPANG, koranmadura.com – Upaya pemulihan perekonomian akibat dampak pandemi Corona Virus (Covid-19) di sejumlah daerah masih tertatih-tertatih, begitupula di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Hal itu membuat Wahid Foundation (WF) terpanggil untuk membantu melakukan rencana pendampingan upaya pemulihan akibat dampak virus tersebut.
Project Officer Siap Siaga, Wahid Foundation, Anis Fahrotul Fuada menyampaikan, pihaknya saat ini bergerak di berbagai aspek, mulai isu agama, kemanusian hingga perdamaian. Pihaknya memasuki wilayah Kabupaten Sampang, lantaran berdasarkan hasil data sebaran Covid-19 di Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan data sebaran tinggi.
“Makanya data itu menjadi sangat penting kami lihat dan dipelajari, sehingga kemudian menjadi target kami untuk program rencana pendampingan pemulihan akibat dampak Covid-19,” katanya, Jumat, 18 Maret 2022.
Mbak Anis sapaan akrab Anis Fahrotul Fuada mengatakan, pihaknya saat ini telah merancang program yang direncanakan untuk di implementasikan ke berbagai daerah yang sebelumnya sudah masuk dalam kriteria serta sudah dilakukan observasi dan assesment dari berbagai aspek, mulai dari aspek kewilayahan, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat.
“Sehingga program yang kami rancang nantinya bisa dinilai, apakah cocok atau tidak. Jika hasil pemetaan ini tidak cocok maka perlu dilakukan modifikasi pada program kami yang nantinya juga disesuaikan dengan konteks wilayah atau daerah yang akan didampingi. Nah di Jawa Timur itu ada dua yang akan kami dampingi yaitu Banyuangi dan Sampang,” paparnya.
Disinggung soal target menjalankam program yang dimaksudkan di Kabupaten Sampang, Anis menyatakan, tujuannya yaitu guna mempercepat pemulihan pasca Covid-19 terutama aspek perekonomian. Kemudian sasarannya yaitu pelaku ekonomi serta memperkuat pengetahuan masyarakat desa terkait covid-19.
“Wahid Foundation ini juga fokus pada kemanusian, makanya dari sasaran itu menjadi spesifik, termasuk kelompok rentan seperti kelompok minoritas agama, disabilitas, maupun perempuan yang dimungkinkan masih belum menjadi prioritas di sebuah daerah,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)