PAMEKASAN, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur menyiapkan bantuan dana hibah untuk pesantren yang ingin memupuk santrinya memiliki kemampuan bertani. Selain itu, program tersebut juga mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Pamekasan, Ajib Abdullah menyampaikan bantuan hibah pertanian itu tidak hanya kepada kelompok tani, melainkan lembaga non-profit juga berhak menerimanya, termasuk pondok pesantren. Sehingga hal itu bisa mendorong kemandirian pesantren berbasis agri santripreneur.
“Lembaga pendidikan yang bergerak di bidang pertanian kita harus masuk, bukan hanya untuk kelompok tani. Meskipun memang ada bantuan yang harus lewat kelompok tani,” jelas Ajib Abdullah, Senin, 23 Mei 2022.
Maka dari itu, pihaknya harus melihat terlebih dahulu pesantren yang menginginkan bantuan hibah pertanian tersebut, baik lokasi pesantren, dan potensi daerah. Sebab hal itu sangat menentukan kesuksesan program tersebut.
“Pesantren yang mau mengembangkan pertanian, kita lihat potensinya. Misalnya kalau daerah Tlanakan diberi durian kan tidak cocok, makanya kita harus lihat potensi yang ada, lokasi pesantrennya di mana, ada air atau tidak,” tambahnya.
Menurutnya, sebanyak 13 pesantren yang menjadi percontohan kemandirian pesantren berbasis agri santripreneur itu tersebar di 13 kecamatan dengan aneka bantuan sesuai potensi alam di pondok pesantren tersebut.
“Tahun ini rencananya ada 13 pesantren (jadi pilot project pesantren berbasis agri santripreneur, red), kita lihat perkembangannya, kita tidak usah muluk-muluk, 13 pesantren ini bisa jos atau real itu sudah sangat luar biasa. Bantuannya, nanti bisa berbentuk barang, ke belakang, kita harus berdiskusi dengan lembaga untuk mengetahui potensinya,” ungkapnya. (SUDUR/DIK)