JAKARTA, Koranmadura.com – Sinyal dukungan aktivis reformasi Budiman Sudjatmiko kepada Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto sungguh melukai cita-cita dan perjuangan reformasi. Terutama bagi mereka yang masih peduli pada sejarah reformasi.
Hal itu diungkapkan Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, A Khoirul Umam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin 24 Juli 2023.
“Tentunya manuver ini akan memantik kekecewaan besar dari masyarakat yang masih peduli sejarah reformasi, namun nature politik hari ini memang telah berubah,” kata Khoirul Umam.
Menurut Khoirul Umam, merapatnya Budiman Sudjatmiko ke Prabowo Subianto juga menunjukkan sinyal kian kuatnya konsolidasi kalangan mantan aktivis 98 di lingkaran Prabowo Subianto.
“Hal ini tentu unik sekaligus ironis. Unik karena Prabowo akhirnya bisa meyakinkan simpul-simpul jaringan kekuatan yg dulu sangat efektif mendegradasinya di Pilpres 2014 dan 2019,” lanjutnya.
Pada bagian lain, Khoirul Umam menilai, manuver politik Budiman Sudjatmiko sebagai luapan kekecewaan karena minimnya peran yang diberikan PDI Perjuangan kepadanya.
Selain tidak dilibatkan dalam tim pemenangan Ganjar Pranowo pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, Budiman Sudjatmiko juga tidak mendapatkan posisi calon legislatif yang layak.
“Karena itu, Budiman merasa tidak punya beban dan memilih untuk menjadi “partikel bebas” yang seolah tidak ingin didikte oleh aturan organisasi konstitusi partai PDI Perjuangan,” jelas Khoirul Umam yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC). (Sander)