PROBOLINGGO – Kompetisi sepak bola piala dunia sudah tinggal menghitung jari. Bahkan, kompetisi sepak bola dunia tersebut disinyalir marak dengan perjudian. Tak heran, jika Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo kemudian angkat bicara.
“Judi jenis apapun namanya itu tetap haram,” tandas Ketua MUI Kota Probolinggo, KH. Masruhin kepada wartawan, Ranu (11/6).
Menurut dia, tak ada alasan lagi untuk mengubah hukum. Semua jenis perjudian yang dilarang oleh agama tetap haram hukumnya. “Hukumnya tetap haram, termasuk taruhan sepak bola piala dunia,” tegasnya.
Kendati kompetisi sepak bola piala dunia tersebut disinyalir marak dengan perjudian atau taruhan, MUI Kota Probolinggo tidak bisa berbuat banyak. MUI hanya bisa melakukan himbauan kepada masyarakat agar tidak ikut-ikutan bermain judi. “Kita ini hanya bisa melakukan himbauan saja,” terang KH. Masruhin.
Saat pertandingan sepak bola piala dunia, tidak ada larangan bagi masyarakat untuk menonton. Asalkan saja, masyarakat tidak terpangaruh untuk taruhan judi. “Silahkan nonton, tapi jangan sampai taruhan,” katanya.
Di Kota Probolinggo, even dunia empat tahunan itu sudah ditunggu-tunggu oleh kalangan maniak bola. Tak heran, jika nanti di sejumlah café dan hotel akan menyediakan layar nonton bareng (nobar).
Budaya nobar tersebut, rupanya tidak hanya tersedia di sejumlah café dan hotel. Tetapi juga tempat-tempat setrategis lainnya. Bahkan, hingga menjamur ke rumah-rumah warga.
Salah seorang warga, Rudi mengatakan, dirinya selalu menyediakan layar nobar setiap kali kompetisi piala dunia. Layar nobar itu disediakan secara gratis. Rudi juga tidak menampik jika kompetisi piala dunia tersebut, marak taruhan.
Para petaruh itu, biasanya bagi kalangan maniak. “Yang berjudi itu biasa warga yang fanatic. Sehingga untuk mendukung kesebelasannya sampai rela berjudi,” pungkasnya.