BANGKALAN – Semakin maraknya pasar modern menjadi menjajal kemampuan dewan perwakilan rakyat daerah yang baru. Para anggota dewan terpilih ini menjanjikan kesejahteraan bagi ekonomi rakyat untuk melindungi kepentingan pasar tradisional. Sebab ada kekhawatiran masyarakat kecil tidak mampu untuk bersaing dalam peningkatan kesejahteraan melawan kepentingan pasar-pasar modern.
Ketua DPRD Bangkalan, RKH Fuad Amin berjanji akan mengawal kesejahteraan rakyat dengan pemberdayaan pasar-pasar tradisional. Keberadaannya jangan sampai dilampaui oleh pasar modern. Sebaliknya, pasar modern tidak boleh dilepas, harus dijaga keseimbangan di antara keduanya. Hal itu akan diupayakan melalui perda perlindungan pasar tradisional.
“Sebenarnya perda-perda mengenai pasar tradisional sudah ada. Tetapi, perlu disempurnakan lagi, sehingga kepentingan masyarakat kecil lebih terjaga,” ujar Ra Fuad yang baru saja dilantik.
Menjamurnya pasar modern di Bangkalan memang patut diantisipasi keberadaannya. Sebab, hal itu berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat kecil. Bahkan, keberadaan pasar modern itu dianggap mengganggu masyarakat kelas bawah. Pasar tradisional dinilai tak mampu bersaing dengan menjamurnya pasar modern.
Selain itu, pekerjaan rumah yang akan dilakukan dalam waktu dekat menyangkut pembangunan sarana dan prasarana ke depan. Sebab, ABPD yang dimiliki sudah mencapai Rp 1,5 triliun. Sehingga, penggunaan anggaran tersebut harus tepat dialokasikan dengan baik dan tepat sasaran.
Menurutnya, menjadi wakil rakyat, mempunyai tugas besar untuk berpikirkan terhadap pembangunan di Bangkalan menjadi lebih bagus. Kalau pemerintah Bangkalan dulu bisa membangun Plaza, Stadion Gelora Bangkalan (SGB), jalan kembar menuju Martajazah, dan Gedung Rato Ebuh. Oleh karenanya, ke depan pembangunan harus lebih ditingkatkan, dengan mengusulkan rencana kerja kepada pemerintah daerah.
“Tahun 2015, kita akan membangun Bangkalan bersama-sama menjadi lebih baik. Kerjasama antara legislatif dan eksekutif harus semakin terjalin. Apalagi saya sudah berperan di ekskutif sudah lama. Termasuk dengan pengawalan staf ahli akademisi yang bisa membawa pada perubahan lebih baik,” ungkapnya.