PROBOLINGGO – Cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk di wilayah Kota Probolinggo mendorong berkembangnya kawasan-kawasan perumahan, dan pertokoan baru yang dibarengi dengan kurangnya ketersediaan ruang publik tempat berkumpul dan berinteraksi antar warga serta berkurangnya lahan terbuka tempat bermain anak-anak.
“Seharusnya ada penambahan lahan bermain. Tentunya, itu yang diinginkan anak-anak bukan fasilitas lainnya yang terus bertambah seperti pertokoan. Apalagi diwilayah perkotaan masih tampak minim,”kata Suli, Ketua Forum Komunikasi (FK) LPM Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, Minggu (5/4).
Menurutnya, kebutuhan seorang anak untuk pertumbuhan yang lebih baik tidak hanya belajar disekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
“Tempat bermain tidak kalah pentingnya untuk merangsang pertumbuhan anak, tatkala mereka sudah merasakan jenuh dibangku pelajaran. Jadi arena bermain sangat dibutuhkan,” tandas Suli.
Kebutuhan arena bermain di Kota Probolinggo, kata Suli, saat ini sudah ada di beberapa lokasi seperti Alon-Alon, Taman Wahana Studi Lingkungan (TWSL), RTH Maramis, RTH Kedopok, dan RTH Semeru, namun hal itu tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan anak tersebut.
“Arena bermain di Kota Probolinggo sudah ada, namun sulit terjangkau bagi mereka yang berekonomi menengah kebawah. Mengingat tingginya biaya yang dikeluarkan untuk bermain dilokasi tersebut,”terangnya.
Meski ada yang tidak membutuhkan biaya, lanjut dia, lokasi itu minim sekali dipergunakan oleh sebagian besar masyarakat.“Kami berharap pemkot Probolinggo, bisa membuat lokasi bermain bagi anak kedepannya. Sehingga pembentukan karakter anak dan arena bermain bisa dilakukan,”katanya.
Kepala Bappeda Kota Probolinggo, melalui Kabid Sosial dan Budaya, M.Sonhadji, menanggapi positif keluhan yang disampaikan Ketua FK LPM Kecamatan Wonoasih.
”Kita saat ini memang minim memiliki lokasi bermain, karena keterbatasan lahan. Meski demikian pemkot sudah menyiapkan dua lahan tanah asset, yakni berlokasi di Kelurahan Sukabumi dan Mayangan,”ucapnya.
Dikatakan, penambah ruang-ruang publik yang ramah anak itu dimaksudkan untuk memberikan ruang bermain bagi anak-anak, sehingga mereka bisa berkembang sesuai pertambahan usianya. Apalagi Kota Probolinggo berkomitmen sebagai Kota Layak Anak.
’’Kami akui ruang publik sebagai arena bermain anak di Kota Probolinggo masih terbilang kurang. Namun, penambahan ruang publik baru itu tidak mudah diwujudkan,’’tutur M.Sonhadji.
Untuk wilayah di tengah kota, langkah yang paling mungkin diambil adalah mengoptimalkan taman-taman kota atau ruang publik yang sudah ada.
“Penambahan ruang publik diupayakan untuk wilayah kawasan permukiman baru. Setiap pengembang yang membuka permukiman baru diwajibkan menyediakan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), termasuk arena bermain bagi anak-anak,”papar M.Sonhadji.
(M.HISBULLAH HUDA)