PROBOLINGGO – Petani bawang merah di musim penghujan di wilayah Kabupaten Probolinggo memang sedikit resah. Selain rawan mengalami kerusakan tanamannya juga harga jual bawang merah tergolong fluktuatif atau tidak stabil lagi.
Salah satu petani bawang merah Desa Warujinggo Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, Atip (45) mengatakan untuk saat ini dirinya tetap menanam bawang merah. Karena dinilai merupakan tanaman unggulan di daerahnya.”Jadi tetap tanaman bawang merah ditanamnya,” katanya kepada wartawan, Minggu (26/4).
Menurutnya, dimusim penghujan tingkat kerusakan tanaman bawang merah memang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan masa tanam di musim kemarau.Karena bawang rentan dengan kondisi air hujan yang terus menerus turun.
“Seringnya hujan, tingkat kerusakan bawang merah tergolong rawan. Sebab akar tanaman bawang mudah membusuk,”tandas Atip.
Lain halnya dengan Tina (30) pedagang bawang merah mengaku produksi bawang merah dikalangan petani tidak begitu banyak. “Saat ini petani bawang masih belum banyak yang melakukan penanaman,”ucapnya.
Harga bawang merah dipasaran saat ini, kata dia, tidak bisa diprediksi. Sebab harga bawang merah setiap harinya tidak sama atau tergolong fluktuatif.”Secara otomatis harga bawang dipasaran berubah-ubah,”kata Tina.
Tina menambahkan, harga bawang merah super saat ini perkilogramnya cukup bervariatif. Mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp.17 ribu perkilogramnya.
“Tergantung besaran bawang merah. Namun harga itu bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu,”paparnya.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)