
SUMENEP, koranmadura.com – Rapat dengar pendapat antara MH Said Abdullah bersama masyarakat Desa Basoka, Rubaru, Sabtu (15/8) terlihat berkesan dan penuh makna. Selain menjawab kebutuhan masyarakat dengan memberikan bantuan Rp 35 juta untuk pembangunan jempatan dan masjid, Said Abdullah juga rela berlama-lama menjadi pendengar setia ketika mengeksplor semua permasalahan yang dihadapi warga.
Diawali dengan Sutrisno, warga setempat, suasana mulai terbangun. Selain mengeluhkan soal infrastruktur, tempat ibadah dan fasilitas pendidikan, mereka juga mengeluhkan harga tembakau yang kerap kali mencekik petani. Bahkan menurutnya, para petani hanya menjadi korban para tengkulak jalanan. Belum lagi, permainan harga di pabrikan.
Mereka mengeluh karena selama tiga tahun belakangan ini, para petani merasa dirugikan dengan keberadaan para tengkulak yang membeli tembakau di bawah biaya produksi. Sehingga banyak dari mereka yang kemudian enggan untuk menanam tembakau lagi. “Karena bagi kami, jika tembakau kami hanya dibeli murah, buat apa bertani, karena pasti sudah merugi. Oleh karena itu, kami berharap solusi dari Pak Said, agar tembakau para petani dihargai sebagaimana mestinya,” kata Sutrisno saat menyapaikan keluhan kepada wakil Ketua Banggar DPR RI tersebut.
Menanggapi hal tersebut, MH Said Abdullah mengatakan bahwa sejak dulu perjuangan menyejahterakan petani itu seringkali menemukan jalan buntu. “Perda saja tidak mampu menekan harga tembakau. Seperti di Pamekasan, sudah ada perda yang mengatur tentang harga tembakau, tetapi nyatanya masih saja dibeli murah,” katanya.
Namun demikian, kata Said, kini DPR RI mulai menggodok UU Tentang Perlindungan Petani. UU tersebut, lanjutnya sebagai salah satu langkah agar petani ada yang melindungi. “Ada dua komuditas pertanian yang akan dilindungi, yaitu tembakau dan palawija. Hal ini kami lakukan agar komoditas pertanian itu tetap bertahan dan menjadi nafkah hidup bagi petani di negeri ini,” jelasnya.
Diketahui, para rapat pendapat tersebut, Said Abdullah tidak hanya mendengar keluhan dan mencarikan solusinya, tetapi juga menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Paman Cawabup Sumenep Achmad Fauzi itu membantu Rp 35 juta untuk rehabilitas tiga masjid.
(SYAMSUNI)