PROBOLINGGO | koranmadura.com – Bulan Ramadhan moment menguntungkan bagi para pengusaha industri rumahan pernak-pernik lebaran. Sebab, jumlah pemesan meningkat dari pada sebelumnya. Terutama mereka yang memanfaatkan kebutuhan selama Ramadhan hingga Lebaran.
Salah satuya industri rumahan yang memproduksi songkok atau kopyah, di Desa Sukodadi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, milik Kamal (40). Sejak memasuki awal puasa hingga lebaran nanti, pesanan songkok berbagai motif dan model dari luar daerah mulai meningkat.
“Songkok yang diproduksi adalah songkok Nasional merk Jadi Mas.. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 15.000, Rp 25.000, Rp 35.000 dan Rp 85.000. Selain songkok warna hitam yang laris, warna lainnya seperti warna merah, ungu, dan biru, juga laris manis terjual jelang lebaran ini,”ujarnya, kepada wartawan, Kamis (16/6).
Proses pengerjaannya sangat sederhana. Mulai dari membuat cetakan atau mal songkok, memotong kain luar dan dalam songkok, menjahit kain luar dan dalam jadi satu rangkaian mengikuti bentuk cetaka songkok, hingga packing. Semua tahapan pembuatan itu, dilakukan Kamal, seorang karyawannya.
“Saya hanya memproduksi sekitar 400 sampai 500 buah. Tapi di momen Ramadhan hingga jelang Lebaran seperti saat ini, ia menambah jumlah produksi menjadi sekitar 800 sampai 900 buah,”ucap Kamal.
Tak hanya itu, kata Kamal, produksi songkok jelang lebaran ditambah karena jumlah pembeli selalu meningkat, selain pemesan dan pembeli dari Kabupaten Probolinggo, juga menerima pemesanan dari luar daerah seperti Surabaya, Pasuruan dan Malang.
“Pemesan dari luar daerah juga mulai meningkat, terutama saat menjelang lebaran,”tandasnya.
Nasrullah (40), pembeli Songko asal Kota Blitar mengaku berlangganan dan pesan songkok hasil produksi Kamal karena selain harganya terjangkau, kwalitasnya bagus, dan banyak pilihan warnya. “Setiap tahun saya pesan 10 sampai 15 buah untuk keluarga dan ponakan,”tuturnya.
Songkok atau kopyah Nasioanal Jadi Mas yang di produksi Kamal, tersebut merupakan satu-satunya produksi songkok di Kabupaten Probolinggo, banyak pedagang songkok di pasaran baik dari dalam maupun dari luar daerah yang mengambil songkok buatannnya tersebut telah berdiri sejak tahun 1990. (M. HISBULLAH HUDA)