PAMEKASAN, koranmadura.com – Banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yakni Kecamatan Pamekasan, Pademawu dan Kecamatan Pegantenan, sejak Selasa (3/1) akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu, pada Rabu pagi terpantau mulai surut.
Sejumlah kelurahan di kecamatan Kota Pamekasan yang sebelumnya tergenang banjir, seperti Kelurahan Parteker, Gladak Anyar, Patemon dan Kelurahan Jungcangcang, tidak ada genangan banjir lagi.
Baca: Terendam Banjir, Tiga Rumah Ambruk
“Banjir mulai surut sejak subuh tadi,” kata warga Kelurahan Jungcangcang, Pamekasan Sugianto.
Demikian juga di banjir yang menggenangi perkampungan warga di Desa Lemper dan Desa Buddagan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Di dua desa ini, tidak terlihat lagi adanya genangan banjir di halaman rumah warga. Debit air di Sungai Kalisemajid yang meluap dan menyebabkan terjadinya banjir di Kecamatan Kota Pamekasan dan di Kecamatan Pademawu, juga terpantau berkurang.
“Tadi malam kan ketinggian air melewati batas itu, sekarang sudah turun dua strip,” kata warga Pademawu Rosidi, saat memantau perkembangan debet air sungai Kalisemajid di Desa Sumedangan, Pademawu, Rabu pagi.
Di Kecamatan Pegantenan, banjir yang terjadi di wilayah itu juga dilaporkan surut.
“Kalau di Pegantenan banjir mulai surut sejak tadi malam,” kata warga di desa itu, Samsul Hadi, Rabu pagi.
Baca: Lima Kelurahan dan Dua Desa Terendam Banjir
Sementara, warga korban banjir di Kecamatan Kota, Pamekasan, terpantau mulai membersihkan lumpur di rumah-rumah mereka akibat banjir itu.
Beberapa warga terlihat menjemur alas tidur dan ranjang mereka yang basah akibat tergenang banjir, terutama di Kelurahan Gladak Anyar yang merupakan lokasi terparah.
Sejumlah anggota TNI dari Kodim 0826 Pamekasan terlihat berbaut bersama masyarakat membantu membersihkan lumpur di rumah-rumah warga.
Banjir yang terjadi di Pamekasan kali ini merupakan kali pertama di 2017 dan tergolong paling parah dalam dua tahun terakhir ini. (ANTARA)
