SUMENEP, koranmadura.com – Bahasa Madura dinilai masih banyak penuturnya dan tidak mungkin punah dalam waktu dekat. Namun perlu perhatian khusus agar bahasa tersebut makin lestari dan jauh dari kepunahan. Hal ini disampaikan Drs. Amir Mahmud, M.Pd., Kepala Balai Bahasa Jawa Timur kepada koranmadura.com Rabu siang, 17 Mei 2017.
Menurutnya penutur bahasa Madura saat ini adalah terbanyak ketiga setelah pentur bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, “Jumlah penutur bahasa jawa itu 70 juta orang, bahasa Sunda 35 juta orang, sementara bahasa Madura kurang lebih 5 sampai 6 juta orang. Jadi masih jauh dari punah,” terangnya.
Pria kelahiran Boyolali, 1960 ini mengatakan, sebuah bahasa bisa punah karena beberapa hal, di antaranya adalah kawin campur antar suku. Bahasa yang mereka gunakan sehari-hari setelah menikah akan menyebabkan salah satu bahasa asli mereka jarang digunakan. “Orang Madura yang menikah dengan orang jawa kemungkinan besar akan ikut berbahasa Jawa atau sebaliknya. Dan anak-anak mereka nanti juga akan menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari dalam keluarganya itu,” katanya memberi contoh.
Selain itu, punahnya sebuah bahasa disebabkan oleh masyarakat yang ogah-ogahan menggunakannya. “Itu sering terjadi karena mereka merasa minder, atau merasa lebih hebat jika menggunakan bahasa selain bahasanya sendiri,” jelasanya sembari tertawa kecil.
Yang terakhir, menurutnya, tidak adanya terbitan berbahasa daerah. “Oleh karenanya pemerintah atau instansi-instansi swasta harus membuat terbitan berbahasa daerah agar bahasa tersebut makin jauh dari kepunahan. Selain itu, terbitan akan bisa menjadi bukti keberadaan sebuah bahasa bila suatu saat bahasa itu mengalami kepunahan,” ujarnya.
Idealnya, menurut Amir, setiap sekolah di Madura mengalokasikan 2 jam pelajaran untuk bahasa Madura. Begitu juga dengan perguruan tinggi, seharusnya ada 2 SKS untuk mata kuliah bahasa tersebut. “Atau buat jurusan bahasa Madura. Itu lebih bagus. Tapi nyatanya hingga saat ini belum ada perguruan tinggi yang memasukkan mata kuliah tersebut,” sesalnya. (BETH)