SAMPANG – Warga Dusun Sen Nassen Desa Apa’an Kecamatan Pangarengan, Kamis (11/7) mendatangi Kantor Kecamatan Pangarengan. Mereka meminta kejelasan tentang kompensasi dana Bantuan Langsung Sasaran Miskin (BLSM) yang masih belum jelas siapa yang berhak mendapatkan dana tersebut.
Puluhan warga yang mendatangi Kantor Kecamatan meminta kejelasan tentang dana BLSM yang masih belum jelas kepada siapa dana tersebut diberikan. Warga yang datang mengaku warga kurang mampu, namun belum merasakan bantuan tersebut. padahal pemerintah sudah lama menaikkan harga BBM.
Mereka meminta agar camat keluar dan bisa memberikan penjelasan tentang penundaan pencairan dana BLSM yang dilakukan Pemerintah Sampang. Menurut warga, informasi yang diterima bahwa dana tersebut di daerah lain sudah turun.
Salah satu warga miskin Dusun Sen Nassen yang ikut datang ke Kantor Kecamatan, Surati (50), mengatakan, kedatangannya untuk meminta kejelasan tentang dana BLSM yang masih belum turun. Padahal, mereka juga tergolong dari keluarga yang sangat miskin yang membutuhkan bantuan tersebut setelah pemerintah menaikkan harga BBM.
“Kami minta kejelasan tentang dana BLSM yang masih belum cair, dan kami juga minta bisa mendapatkan dana bantuan tersebut, dan bukan tebang pilih karena kita sama-sama warga miskin” katanya kepada Camat Pangarengan.
Mendengar hal itu, Camat Pangarengan Abdul Syakur, di depan warga, mengatakan, dana BLSM tidak bisa turun karena ada penolakan dari enam kepala desa se-Kecamatan Pangarengan. Kepala desa juga keberatan terhadap jumlah pagu RTSM yang semakin tahun tambah turun. Namun camat memberikan kesempatan kepada warga bahwa akan ada penambahan RTSM setelah mendapatkan informasi dari salah satu pejabat publik yang ditonton di salah satu media.
“Nanti kami berharap juga ada penambahan karena kepala desa keberatan terhadap jumlah RTSM yang ada sekarang, dan besar kemungkinan ini bisa bertambah setelah ada pendataan ulang di enam desa, serta menunggu petunjuk yang dari pemerintah” ujarnya di depan warga.
kepala Desa Pangarengan Moh Aksan mengatakan, dirinya menolak dana BLSM karena banyak orang miskin sekali dan orang yang hampir miskin tidak mendapatkannya atau tidak masuk dalam data, sehingga ini rawan dengan konflik baru.
“Yang menjadi permasalahan adalah orang yang sangat miskin banyak yang tidak terdata, bahkan sempat kami ajak untuk melakukan pendataan ulang kepada TNP2K ( Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) dengan aturan yang sangat kuat, dan jawabnya sifatnya hanya menampung dan diajukan setelah muncul data yang terbaru” tungkasnya (Jun)