BANGKALAN – Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bagi warga miskin di Desa Tenggun Dajah, Kecamatan Klampis rupanya jumlah penerimanya tak merata. Sebab dari masyarakat miskin yang seharusnya menjadi penerima dana kompensasi tersebut ada di antaranya hingga kini ternyata tidak tercatat sebagai penerima BLSM.
Salah satunya, Amina (57) yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga serabutan. Dia tidak terdaftar sebagai penerima dana bantuan itu. Dirinya mengaku kecewa dengan pemerintah, karena tidak terdaftar sebagai penerima BLSM.
Dia mengatakan, dengan penghasilan tak menentu sebagai tenaga serabutan membuat perekonomian keluarganya memprihatinkan. Dia tinggal di rumah berdindingkan bambu yang sudah lapuk yang beratapkan genting dan kayu yang sudah rapuh.
Di rumah yang sudah rewot dengan atap yang sudah berlobang-lobang itu, dia tinggal bersama suaminya yang hanya seorang petani. Penghasilan sehari-harinya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, apalagi membangun rumahnya.
”Sehari-hari memang ada saja yang membutuhkan tenaga saya untuk membantu pekerjaan, mungkin itu yang bisa membantu perekonomian saya. Selain mengandalkan dari bagi hasil ternak sapi milik orang yang dititipkan kepada saya,” katanya, Minggu (11/8).
Menurutnya, jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja, pendapatnnya sudah tak memadai. Termasuk dirinya mengaku juga tak menerima bantuan raskin.
”Saya hanya mendapatkan kartu Sehati, program kesehatan gratis pemerintah. Lain-lainnya memang saya tidak dapat bantuan,” ujarnya.
Padahal, dari kondisi ekonomi, Amina memang cukup dikategorikan miskin. Sebab, rumahnya hanya terbuat dari bambu. Selain itu, dirinya tak mempunyai pekerjaan tetap. Pada kesempatan itu, dirinya juga berharap kepada pemerintah, agar bersedia untuk memasukkan perbaikan rumahnya tersebut dalam program bedah rumah.
Hal senada juga disampaikan Agus (21), remaja sebatang kara yang ditinggal ayah dan ibunya ini mengaku tak menerima bantuan BLSM dari pemerintah. Selain itu, program beras miskin yang menjadi program pemerintah tak pernah sampai di tangannya.
Sehari-hari dirinya hanya mengandalkan hidup dari hasil ternak kambing dan binatang peliharaan lainnya. Termasuk, bantuan pemberian dari orang lain.
”Saya tidak menerima bantuan BLSM tersebut. Saya berharap juga terdaftar sebagai penerima,” terangnya.
Sementara itu, menurut data kantor Pos Cabang Bangkalan, untuk jumlah penerima BLSM di Bangkalan sebanyak 86.068 RTS (rumah tangga sasaran), jumlah tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan penerima BLT, yang berjumlah 125 ribu lebih RTSM.
Penurunan dana kompensasi sebagai dampak kenaikan BBM, mencapai 20 persen. Namun demikian, pihak kantor pos mengaku hanya bertugas sebagai tenaga pelakasana penyaluran, bukan pemegang kebijakan penerima BLSM. (ori/rah)